::

Navbar Bawah

By:Http://socenrahmad.blogspot.com

Search This Blog

Sabtu, 20 April 2013

Jaringan Telepon

Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jaringan Telepon)

Oke. akhirnya punya jg waktu buat bikin bahasan tentang jarlokat. Jarlokat ini merupakan jaringan lokal akses tembaga. Jadi pada jaringan lokal ini kabel yang digunakan adalah kabel tembaga. Kenapa yang dipilih adalah kabel tembaga? Ada yang tahu? Kabel tembaga dipilih karena memiliki hambatan yang cukup kecil dan memiliki daya hantar dalam hal ini konduktor yang baik. Padahal banyak jenis logam lain yang lebih baik dari tembaga dan bahkan paling baik, yaitu emas. Kenapa jenis logam emas tidak dipilih? Coba deh bayangkan jika semua kabel yang digunakan pada jaringan kabel lokal adalah emas. Betapa besar dan mahalnya harga investasi untuk sebuah telekomunikasi. Bahkan dengan kabel tembaga saja masih sering terjadi pencurian kabel apalagi dengan kabel emas bisa-bisa pencurian tiap jam terjadi dan perusahaan penyedia jaringan akan merugi. Selain dari segi hambatan dan sifat penghantar, tembaga memiliki sifat kelenturan yang cukup baik, tidak terlalu gertas (mudah patah) dan tidak pula terlalu lentur. Itulah alasannya kenapa digunakan kabel tembaga.
Struktur Jaringan Kabel Lokal
Struktur jaringan kabel lokal dimulai dari Rangka Pembagi Utama (RPU) hingga pesawat telepon pelanggan. Berikut gambar jaringan kabel lokal :
Jaringan Kabel Lokal
Berdasarkan gambar di atas, bagian-bagian jaringan lokal adalah terdiri dari (sesuai kode nomor pada gambar) :
1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF)
2. Kabel Primer
3. Rumah Kabel (RK)
4. Kabel Sekunder
5. Kotak Pembagi (KP) / Distribution Point (DP)
6. Saluran Penaggal (Salpa)
7. Kotak Terminal Batas (KTB)
8. Kabel Rumah
9. Soket/Roset
10. Pesawat Telepon
Nah itu dia struktur jaringan kabel lokal yang ada di Indonesia. Untuk penjelasannya bisa dibaca di bawah ini.
1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/Main Distribution Frame (MDF)
RPU berbentuk blok-blok terminal yang terdapat dalam gedung STO (Sentral TeleponOtomat) atau Sentral Lokal. RPU/MDF biasanya terletak di bawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat. Sedangkan, untuk gedung STO tidak bertingkat, MDF diletakkan di samping ruang sentral telepon. Di bawah MDF terdapat ruang bawha tanah yang dipasang rangka besi (Cable Chamber) untuk menenmpatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum didistribusikan ke MDF.
Berikut gambar MDF pada STO :
BENTUK DAN LETAK MDF/RPU DI GEDUNG STO
GAMBAR RUANGAN MDF DI STO
Fungsi MDF :
a. Tempat Penyambungan Kabel Primer dengan Kabel Sentral
b. Tempat Pengetesan
c. Fleksibelitas Saluran, artinya dapat ditukarpasangkan kabel sentral dengan kabel primer dengan menggunakan kabel jumper wire.
d. Tempat meletakkan pengaman jaringan.
Bentuk MDF :
Berupa kerangka besi untuk menempatkan blok-blok terminal horizontal dan vertikal.Blok terminal vertikal terletak di sisi pelanggan pada rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel primer. Blok terminal vertikal yang ada biasanya memiliki kapasitas 25 pasang urat kabel, 50 pasang urat kabel dan 100 pasang urat kabel. Sementara Blok terminal horizontal terletak pada sisi sentral di rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel dari sentral (kabel sentral). Blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal dihubungkan dengan dengan menggunakan kabel jumper wire, yaitu kabel tembaga polietelin.
Berikut contoh pemasangan jumper wire pada MDF :
PEMASANGAN JUMPER WIRE DI MDF PADA BLOK TERMINAL VERTIKAL DAN HORIZONTAL
2. Rumah Kabel (RK)
Rumah Kabel atau RK merupakan sebuah terminal untuk tempat terminasi kabel primer dan sekunder. Biasanya bentruknya berupa kotak tertutup berwarna abu-abu yang terletak dipinggir jalan. Di bagian pintu depan terdapat kode untuk RK tersebut. Pengkodeannya adalah dimulai dengan kode R*** STO ***. Kode R dan STO adalah kode untuk RK pada wilayah tertentu di STO tertentu. Berikut ini gambar RK yang nampak di jalan-jalan :
RK BAGIAN DALAM
RK TAMPAK DEPAN
Fungsi RK :
a. Tempat membagi kabel primer menjadi beberapa kabel sekunder. Misalnya kabel primer memiliki kapasitas 1000 pair kabel, maka akan dibagi ke 5 wilayah sekunder, sehingga setiap kabel sekunder akan memiliki kapasitas 200 pair.
b. Titik sambung antara kabel primer dengan kabel sekunder
c. Tempat pengetesan saat melokalisir gangguan
d. Tempat mentanahkan lapisan pelindung elektris, yaitu aluminium foil pada kabel.
e. Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasanga urat kabel primer dapat ditukarpasangkan dengan kabel sekunder.
Bahan RK :
Besi atau fiberglass dengan bentuknya bulat lonjong atau kotak persegi dan berwarna abu-abu
kapasitas RK :
RK kapasitas 800 pair, 1600 pair dan 2400 pair, dimana setiap pair akan mencatu satu pelanggan. RK kapasitas 2400 pair artinya jumlah pasang primer dan sekunder yang dapat diterminasikan adalah 2400 pair/pasang.
RK yang banyak diperguankan adalah RK yang terbuat dari fiberglass yang diproduksi oleh Krone atau Quante. Kedua RK ini hampir sama, yang membedakan hanya pada jenis terminal bloknya. RK Krone menggunakan sistem tekan sisip dalam menterminasinya dan RK Quante menggunakan sistem solder screw dalam menterminasikannya.
3. Kotak Pembagi (KP)
KP adalah terminal kabel tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal. KP biasanya terletak di atas tiang, namun ada juga beberapa KP yang terletak di dinding dan bawah tanah. Berikut gambar KP yang umum dijumpai di jalan :
KP TIANG
Fungsi KP :
a. Tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal
b. Tempat pengetesan atau melokalisir gangguan
c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan
d. Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasang urat kabel sekunder bisa ditukarpasangkan dengan setiap pasang saluran penaggal.
Jenis KP :
a. KP Tiang
PENCATUAN KP KE RUMAH PELANGGAN
b. KP Dinding
KP DINDING DI BANGUNAN
c. KP Bawah Tanah (SPBT/ Saluran Penaggal Bawah Tanah)
Kapasitas KP adalah 10 atau 20 pasang.
KP Dinding :
a. Dipasang pada dinding sebelah luar untuk mencatu pertokoan/ruko yang letaknya berdampingan
b. Gedung bertingkat (HRB/Hight Rise Building) biasanya digunakan mini RPU. Kabel untuk emnghubungkan RPU sdengan mini RPU afdalah kabel catu langsung.
c. Kompleks industri dan pertokoan dipasang pada dinsing sebelah dalam
d. Kapasitas sampai dengan 400 pair.
4. Kotak Terminal Batas (KTB)
KTB merupakan kotak terminal yang berada pada rumah atau biasanya di dinding rumah. KTB yang biasanya dipasang adalah berbentuk kotak berwarna abu-abu di temepl di dinding sebagai lanjutan terminasi dari KP.
Berikut gambar KTB yang umum :
KOTAK TERMINAL BATAS
Fungsi KTB :
a. Tempat terminasi saluran penanggal dengan kabel rumah
b. Batas tanggung jawab PT. Telkom dan tanggung jawab pelanggan. Jadi, segala kerusakkan yang terjadi hingga KTB merupakan tanggung jawab PT. Telkom dan tanggung jawab dari KTB hingga pesawat telepon adalah tanggung jawab pelanggan. Dalam hal ini kabel rumah juga merupakan tanggung jawab pelanggan dan PT. Telkom hanya melakukan pemeliharaan rutin hingga KP.
c. Fleksibelitas saluran dan bisa dimodifikasi menjadi sistem PABX.
d. Mempermudah melokalisir gangguan di sisi rumah pelanggan
5. Soket/Roset
Soket/roset merupakn sebuah terminal 1 pair to 1 pair (pada umumnya), namun ada juga yang 1 pair to beberapa pair, dimana kabel rumah tersebut akan diterminasi di roset dan setelah itu akan dihubungkan ke pesawat telepon. Beginilah bentuk dari roset itu :
ROSET
6. Kabel Primer
Kabel primer  adalah akbel yang menghubungkan RPU dengan RK pada jaringan catu tidak langsung atau RPU dengan mini RPU pada jaringan catu langsung.
Kapasitas kabel primer yang digunakan pada awalnya mulai dari 100 pair hingga 2400 pair (foam skin), namun saat ini kabel primer kapasitas 100 pair sudah tidak digunakan lagi. Jadi kapasitas kabel primer yang digunakan saat ini adalah mulai dari 400 pair hingga 2400 pair (foam skin).
Pemasangan kabel primer ada 2, yaitu :
1. Sistem tanam langsung
2. Melalui polongan pipa PVC yang dicor beton atau yang sering disebut dengan sistem Duct.
Penamaan kabel primer adalah P1, P2, P3, P4, dan seterusnya, dimana P1 merupakan penamaan untuk kabel primer paling jauh.
7. Kabel Sekunder
Kabel sekunder merupakan kabel yang menghubungkan antara RK dan KP. Kapasitasnya adalah 10 pair hingga 200 pair urat kabel. Diameter urat kabel yang digunakan adalah mulai dari 0.4 mm, 0.6 mm dan 0.8 mm. Namun, saat ini untuk urat berdiameter 0.4 mm sudah tidak digunakan lagi karena saat ini diperlukan urat kabel yang bisa voice dan data. Untuk urat kabel berdiameter 0.4 mm biasanya dikhususkan untuk aplikasi voice, sedangkan urat berdiameter 0.6 mm dapat digunakan untuk aplikasi voice dan data.
Penamaan kabel sekunder sama seperti penamaan pada kabel primer, yaitu S1, S2, S3, dan seterusnya dengan S1 merupakan penamaan kabel sekunder yang paling jauh.
Kabel sekunder yang digunakan adalah kabel multi pair, dimana kabel multi pair ini terdapat dua jenis, yaitu kabel multi pair tanah dan kabel multi pair udara.
Pemasangan kabel sekundernya ada 2 cara, yaitu dengan sistem tanam langsung dan sistem di atas tanah (kabel udara).
8. Kabel Saluran Penanggal
Kabel saluran penanggal berfungsi menghubungkan KP dengan KTB. Kabel yang digunakan adalah kabel DW (Drop Wire). Jarak kabel Drop Wire terjauh adalah 250 meter. Dengan jarak 250 meter itu, maka maksimal diperlukan tiang adalah :
Banyaknya tiang = Jarak terjauh / 50
Banyaknya tiang = 250 / 50 = 5 tiang
Pada rumus terdapat pembagian 50 karena jarak maksimal antara tiang itu adalah 50 meter.
Ada 2 jenis DW, yaitu :
1. DW dengan penguat
DROP WIRE DENGAN PENGUAT
2. DW tanpa penguat

DROP WIRE TANPA PENGUAT
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar